Isu-Isu Dalam
Model Belajar
Mengajar Kuantum
1. Pengertian & Karakteristik Model & Strategi
Pembelajaran Quantum Teaching & Learning
Pengertian Quantum Teaching dan
Learning
Kata Quantum sendiri
berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang
ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di
dalam kelas.
Quantum Teaching
adalah ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan,
penyajian, dan fasilitas Supercamp yang diciptakan berdasarkan teori-teori
pendidikan seperti Accelerated Learning (Luzanov), Multiple Intelligence
(Gardner), Neuro-Linguistic Programming (Ginder dan Bandler), Experiental
Learning (Hahn), Socratic Inquiry, Cooperative Learning (Johnson and Johnson),
dan Elemen of Effective Intruction (Hunter).
Selain itu, Quantum Teaching juga dapat
diartikan sebagai pendekatan pengajaran untuk membimbing peserta didik agar mau
belajar. Menjadikan sebagai kegiatan yang dibutuhkan peserta didik. Di samping
itu untuk memotivasi, menginspirasi dan membimbing guru agar lebih efektif dan
sukses dalam mengasup pembelajaran sehingga lebih menarik dan menyenangkan.
Dengan demikian, diharapkan akan terjadi lompatan kemampuan peserta didik
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Quantum Teaching merangkaikan yang paling
baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket multi sensori, multi kecerdasan,
dan kompatibel dengan otak yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru
untuk mengilhami dan kemmpuan murid untuk berprestasi. Sebagai sebuah
pendekatan belajar yang segar, mengalir, praktis dan mudah diterapkan, Quantum
Teaching menawarkan suatu sintesis dari hal-hal yang dicari, atau cara-cara
baru untuk memaksimalkan dampak usaha pengajaran yang dilakukan guru melalui
perkembangan hubungan, penggabungan belajar dan penyampaian kurikulum.
Metodologi ini dibangun berdasarkan pengalaman 18 (delapan belas) tahun dan
penelitian terhadap 25.000 siswa, dan sinergi pendapat dari ratusan guru.
Quantum Teaching yang dibangun berdasarkan
teori-teori tersebut mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan
belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan
proses belajar. Quantum Teaching bersandar pada konsep Bawalah Dunia Mereka ke
Dunia Kita dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Inilah asas utama, alasan
dasar yang berada di balik segala strategi, model, dan keyakinan Quantum
Teaching.
Melalui Quantum Teaching ini, seorang guru
yang akan mempengaruhi kehidupan murid. Guru memahami sekali, bahwa setiap
murid memiliki karakter masing-masing. Bagaimana setiap karakter dapat memiliki
peran dan membawa sukses dalam belajar, merupakan inti ajaran Quantum Teaching.
Menurut Bobby DePorter quantum learning
merupakan bagian dari cara belajar, namun mencakup aspek-aspek penting dari
Neuro Linguistic Programming (NLP). Neuro adalah saraf otak, linguistic adalah
cara berbahasa, baik verbal maupun non verbal yang dapat mempengaruhi sistem
pikiran, perasaan, dan perilaku. Program NLP sangatlah unik, yaitu melakukan
mental building untuk membuang kebiasaan dan keyakinan lama yang menghasilkan
kegagalan, pesimisme, kurang percaya diri, menggantikannya dengan program baru
yang dapat mengoptimalkan semua fungsi otak, mengidentifikasikan hal-hal yang memicu
pola berpikir positif.
Quantum learning merupakan interaksi yang
terjadi dalam proses belajar yang mampu mengubah berbagai potensi yang ada
dalam diri manusia menjadi pancaran atau ledakan-ledakan gairah (dalam
memperoleh hal-hal baru) yang dapat ditularkan (ditunjukkan) kepada orang lain.
mengajar, membaca dan menulis merupakan salah satu bentuk interaksi dalam
proses belajar.
Karakteristik Quantum Teaching
& Leraning
a.
Berpangkal pada psikologi kognitif
b.
Bersifat humanistik, manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatian.
Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi dan sebagainya dari pembelajar
dapat berkembang secara optimal dengan meniadakan hukuman dan hadiah karena
semua usaha yang dilakukan pembelajar dihargai. Kesalahan sebagai manusiawi
c.
Bersifat konstruktivistis, artinya memadukan, menyinergikan, dan
mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan
lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran. Oleh karena itu,
baik lingkungan maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia harus
diperlakukan sama dan memperoleh stimulant yang seimbang agar pembelajaran
berhasil baik
d.
Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna. Dalam
proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan intekasi-interaksi bermutu dan
bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran yang dapat mengubah
energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya yang
bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar.
e.
Menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan
tinggi. Dalam prosesnya menyingkirkan hambatan dan halangan sehingga
menimbulkan hal-hal yang seperti: suasana yang menyengkan, lingkungan yang
nyaman, penataan tempat duduk yang rileks, dan lain-lain.
f.
Menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran. Dengan
kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar sehat, rileks,
santai, dan menyenangkan serta tidak membosankan.
g.
Menekankan kebermaknaan dan dan kebermutuan proses pembelajaran. Dengan
kebermaknaan dan kebermutuan akan menghadirkan pengalaman yang dapat dimengerti
dan berarti bagi pembelajar, terutama pengalaman perlu diakomodasi secara
memadai.
h.
Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks
pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh,
lingkungan yang mendukung, dan rancangan yang dinamis. Sedangkan isi
pembelajaran meliputi: penyajian yang prima, pemfasilitasan yang fleksibel,
keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup.
i.
Menyeimbangkan keterampilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi
material.
j.
Menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri pembelajar. Ini
mengandung arti bahwa suatu kesalahan tidak dianggapnya suatu kegagalan atau
akhir dari segalanya. Dalam proses pembelajarannya dikembangkan nilai dan
keyakinan bahwa hukuman dan hadiah tidak diperlukan karena setiap usaha harus
diakui dan dihargai.
k.
Mengutamakan keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi. Dalam
prosesnya adanya pengakuan keragaman gaya belajar siswa dan pembelajar.
l.
Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran,
sehinga pembelajaran bisa berlangsung nyaman dan hasilnya lebih optimal.
Prinsip-Prinsip Dalam Quantum
Learning
Quantum Learning Model memiliki lima prinsip
atau kebenaran tetap. Prinsip-prinsip ini dianggap sebagai chord dasar dari
simfoni belajar seorang guru. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
a.
Segalanya berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa
tubuh guru, dan kertas yang guru bagikan hingga rancangan pelajaran guru,
semuanya mengirim pesan tentang belajar.
b.
Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam pengubahan guru
mempunyai tujuan.
c.
Pengalaman sebelum pemberian nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya
rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu,
proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi
sebelum mereka memperoleh nama-nama untuk apa yang mereka pelajari.
d.
Akui setiap usaha
Belajar mengandung resiko. Belajar berarti
melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah itu. Mereka
patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
e.
Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.
Perayaan adalah sarapan pelajar sang juara.
Perayaan hádala umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan assosiasi emosi
positif dengan belajar.
Konsep kunci dalam Quantum Learning dari
berbagai teori dan strategi belajar yang digunakan antara lain:
a.
Teori otak kanan kiri
b.
Teori otak triune (3 in 1)
c.
Pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik)
d.
Teori kecerdasan ganda
e.
Pendidikan holistic (menyeluruh)
f.
Belajar berdasarkan pengalaman
g.
Belajar dengan simbol (metaphoric learning)
h.
Simulasi / permainan
i.
Peta Pikiran (mind mapping)
permasalahan : bagaimana Penerapan
quantum learning dalam proses belajar mengajar terutama untuk pembelajaran pada
mata pelajaran kimia!
TUGAS PORTOFOLIO 3
TUGAS PORTOFOLIO 3
BIG ME AND BIG YOU
(Quantum Teaching & Learning)
Persamaan Quantum Teaching ini diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum yaitu:
E = mc2
E = Energi (antusiasme, efektivitas belajar-mengajar,semangat)
m = massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)
c = interaksi (hubungan yang tercipta di kelas)
Berdasarkan persamaan ini dapat dipahami, interaksi serta proses pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar pada peserta didik.
Prinsip dari Quantum Teaching and Learning
Quantum Learning Model memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Prinsip-prinsip ini dianggap sebagai chord dasar dari simfoni belajar seorang guru. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Ketahuilah bahwa segalanya berbicara: Dalam pembelajaran kuantum, segala sesuatu mulai lingkungan pembelajaran sampai dengan bahasa tubuh pengajar, penataan ruang sampai guru, mulai kertas yang dibagikan oleh pengajar sampai dengan rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang pembelajaran.
2. Ketahuilah bahwa segalanya bertujuan: Semua yang terjadi dalam proses pengubahan energy menjadi cahaya mempunyai tujuan. Tidak ada kejadian yang tidak bertujuan. Baik pembelajar maupun pengajar harus menyadari bahwa kejadian yang dibuatnya selalu bertujuan.
3. Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan: Poses pembelajaran paling baik terjadi ketika pembelajar telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh makna untuk apa yang mereka pelajari. Dikatakan demikian karena otak manusia berkembang pesat dengan adanya stimulan yang kompleks, yang selanjutnya akan menggerakkan rasa ingin tahu.
4. Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran: Pembelajaran atau belajar selalu mengandung risiko besar. Dikatakan demikian karena pembelajaran berarti melangkah keluar dari kenyamanan dan kemapanan di samping berarti membongkar pengetahuan sebelumnya. Pada waktu pembelajar melakukan langkah keluar ini, mereka patut memperoleh pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Bahkan sekalipun mereka berbuat kesalahan, perlu diberi pengakuan atas usaha yang mereka lakukan.
5. Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan: Segala sesuatu dipelajari sudah pasti layak pula dirayakan keberhasilannya. Perayaaan atas apa yang telah dipelajari dapat memberikan balikan mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan pembelajaran.
8 Kunci Excellent
Ada delapan prinsip keunggulan yang juga disebut delapan kunci keunggulan yang diyakini dalam pembelajaran . Delapan kunci keunggulan itu sebagai berikut.
1. Terapkanlah Hidup dalam Integritas Dalam pembelajaran, bersikaplah apa adanya, tulus, dan menyeluruh yang lahir ketika nilai-nilai dan perilaku kita menyatu. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar yang pada gilirannya mencapai tujuan belajar. Dengan kata lain, integritas dapat membuka pintu jalan menuju prestasi puncak
2. Akuilah Kegagalan Dapat Membawa Kesuksesan Dalam pembelajaran, kita harus mengerti dan mengakui bahwa kesalahan atau kegagalan dapat memberikan informasi kepada kita yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut sehingga kita dapat berhasil. Kegagalan janganlah membuat cemas terus menerus dan diberi hukuman karena kegagalan merupakan tanda bahwa seseorang telah belajar.
3. Berbicaralah dengan Niat Baik Dalam pembelajaran, perlu dikembangkan keterampilan berbicara dalam arti positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan langsung. Niat baik berbicara dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar pembelajar.
4. Membuat sesuatu kejutan yang luar biasa
5. Tegaskanlah Komitmen Dalam pembelajaran, baik pengajar maupun pembelajar harus mengikuti visi-misi tanpa ragu-ragu, tetap pada rel yang telah ditetapkan. Untuk itu, mereka perlu melakukan apa saja untuk menyelesaikan pekerjaan. Di sinilah perlu dikembangkan slogan: Saya harus menyelesaikan pekerjaan yang memang harus saya selesaikan, bukan yang hanya saya senangi.
6. Jadilah Pemilik Dalam pembelajaran harus ada tanggung jawab. Tanpa tanggung jawab tidak mungkin terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu. Karena itu, pengajar dan pembelajar harus bertanggung jawab atas apa yang menjadi tugas mereka. Mereka hendaklah menjadi manusia yang dapat diandalkan, seseorang yang bertanggung jawab.
7. Tetaplah Lentur Dalam pembelajaran, pertahankan kemampuan untuk mengubah yang sedang dilakukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Pembelajar, lebih-lebih pengajar, harus pandai-pandai membaca lingkungan dan suasana, dan harus pandai-pandai mengubah lingkungan dan suasana bilamana diperlukan. Misalnya, di kelas guru dapat saja mengubah rencana pembelajaran bilamana diperlukan demi keberhasilan siswa-siswanya; jangan mati-matian mempertahankan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
8. Pertahankanlah Keseimbangan Dalam pembelajaran, pertahankan jiwa, tubuh, emosi, dan semangat dalam satu kesatuan dan kesejajaran agar proses dan hasil pembelajaran efektif dan optimal. Tetap dalam keseimbangan merupakan proses berjalan yang membutuhkan penyesuaian terus-menerus sehingga diperlukan sikap dan tindakan cermat dari pembelajar dan pengajar.
Value Relatioship
Nilai hubungan seseorang itu ada 4 kategori, yaitu :
1. Small me, small you
2. Small me, big you
3. Big me, smal you
4. Big me, big you
Dalam kehidupan sehari-hari baik itu di sekolah, lingkungan tetangga, masyarakat, terutama dengan teman-teman disekeliling kita, ada baiknya kita tertuju pada BIG ME BIG YOU. Kita dapat beranggapan bahwa diri kita sama dengan orang lain dalam hal kemampuan ataupun sikap. Kita tidak boleh menganggap bahwa kita kecil, tidak boleh pula menganggap diri kita besar disbanding yang lain. Kita harus menganggap diri kita dan orang lain sama-sama besar untuk dapat maju.
Contoh dari BIG ME, BIG YOU:
Naya adalah seorang siswa yang kemampuan kognitif dalam bidang kimia tidak perlu diragukan lagi, Naya sering mendapat juara kelas di sekolahnya, dalam perlombaan diluar sekolahpun, bisa dikatakan sangat menguasai materi kimia, bahkan yang terakhir ia mengikuti lomba olimpiade Kimia tingkat Nasional. Naya mempunyai teman yang bernama Yuli, Yuli ini adalah siswa yang hebat dalam bidang biologi. Yuli yakin juga bisa seperti Naya. Yuli berannggapan, apabila Naya bisa, ia juga pasti bisa. Dalam pertemanan mereka ini, mereka saling membantu satu sama lain. Dalam artian Naya bermanfaat untuk Yuli dan Yuli bermanfaat untuk Naya walau dalam bidang yang berbeda.